Rabu, 10 Desember 2008

BEBANKU BERAT

Mengapa bebanku berat sekali?" aku berpikir sambil membanting pintu kamarku dan bersender. "Tidak adakah istirahat dari hidup ini?" Aku menghempaskan badanku ke ranjang, menutupi telingaku dengan bantal. "Ya Tuhan," aku menangis, "Biarkan aku tidur... Biarkan aku tidur dan tidak pernah bangun kembali!"
Dengan tersedu-sedu, aku mencoba untuk meyakinkan diriku untuk melupakan. Tiba-tiba gelap mulai menguasai pandanganku, Lalu, suatu cahaya yang sangat bersinar mengelilingiku ketika aku mulai sadar. Aku memusatkan perhatianku pada sumber cahaya itu. Sesosok pria berdiri di depan salib. "Anakku," orang itu bertanya, "Mengapa engkau datang kepada-Ku sebelum Aku siap memanggilmu? " "Tuhan, aku mohon ampun. Ini karena... aku tidak bisa melanjutkannya. Kau lihat! betapa berat hidupku. Lihat beban berat di punggungku. Aku bahkan tidak bisa mengangkatnya lagi." "Tetapi, bukankah Aku pernah bersabda kepadamu untuk datang kepadaku semua yang letih lesu dan berbebanberat, karena Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."
"Aku tahu Engkau pasti akan mengatakan hal itu. Tetapi kenapa bebanku begitu berat?" "Anak-Ku, setiap orang di dunia memiliki beban. Mungkin kau ingin mencoba salib yang lain?" "Aku bisa melakukan hal itu?"Ia menunjuk beberapa salib yang berada di depan kaki-Nya. Kau bisa mencoba semua ini. Semua salib itu berukuran sama. Tetapi setiap salib tertera nama orang yang memikulnya."Itu punya Joan," kataku. Joan menikah dengan seorang kaya raya. Ia tinggal di lingkungan yang nyaman dan memiliki 3 anak perempuan yang cantik dengan pakaian yang bagus-bagus. Kadangkala ia menyetir sendiri ke gereja dengan mobil Cadillac suaminya kalau mobilnya rusak. "Umm, aku coba punya Joan. Sepertinya hidupnya tenang-tenang saja. Seberat apa beban yang Joan panggul?" pikirku. Tuhan melepaskan bebanku dan meletakkan beban Joan di pundakku. Aku langsung terjatuh seketika."Lepaskan beban ini!" teriakku. "Apa yang menyebabkan beban ini sangat berat?"
"Lihat ke dalamnya." Aku membuka ikatan beban itu dan membukanya. Di dalamnya terdapat gambaran ibu mertua Joan, dan ketika aku mengangkatnya, ibu mertua Joan mulai berbicara, "Joan, kau tidak pantas untuk anakku, tidak akan pernah pantas. Ia tidak seharusnya menikah denganmu.Kau adalah wanita yang terburuk untuk cucu-cucuku. .."Aku segera meletakkan gambaran itu dan mengangkat gambaran yang lain. Itu adalah Donna, adik terkecil Joan. Kepala Donna dibalut sejak operasi epilepsi yang gagal itu. Gambaran yang ketiga adalah adik laki-laki Joan. Ia kecanduan narkoba,telah dijatuhi hukuman karena membunuh seorang perwira polisi. "Aku tahu sekarang mengapa bebannya sangat berat, Tuhan. Tetapi ia selalu tersenyum dan suka menolong orang lain. Aku tidak menyadarinya..." "Apakah kau ingin mencoba yang lain?" tanya Tuhan dengan pelan. Aku mencoba beberapa.
Beban Paula terasa sangat berat juga: Ia memelihara 4 orang anak laki-laki tanpa suami. Debra punya juga demikian: masa kecilnya yang dinodai olah penganiayaan seksual dan menikah karena paksaan. Ketika aku melihat beban Ruth, aku tidak ingin mencobanya. Aku tahu di dalamnya ada penyakit Arthritis, usia lanjut, dan tuntutan bekerja penuh sementara suami tercintanya berada di Panti Jompo."Beban mereka semua sangat berat, Tuhan" kataku. "Kembalikan bebanku"Ketika aku mulai memasang bebanku kembali, aku merasa bebanku lebih ringan dibandingkan yang lain. "Mari kita lihat ke dalamnya," Tuhan berkata. Aku menolak, menggenggam bebanku erat-erat. "Itu bukan ide yang baik," jawabku, "Mengapa?" "Karena banyak sampah di dalamnya." "Biar Aku lihat" Suara Tuhan yang lemah lembut membuatku luluh.
Aku membuka bebanku. Ia mengambil satu buah batu bata daridalam bebanku. "Katakan kepada-Ku mengenai hal ini." "Tuhan, Engkau tahu itu. Itu adalah uang. Aku tahu kalau kami tidak semenderita seperti orang lain dibeberapa negara atau seperti tuna wisma di sini. Tetapi kami tidak memiliki asuransi, dan ketika anak-anak sakit, kami tidak selalu bisa membawa mereka ke dokter. Mereka bahkan belum pernah pergi ke dokter gigi. Dan aku sedih untuk memberikan mereka pakaian bekas." "Anak-Ku, Aku selalu memberikan kebutuhanmu... dan semua anak-anakmu. Aku selalu memberikan mereka badan yang sehat. Aku mengajari mereka bahwa pakaian mewah tidak membuat seorang berharga di mataKu."Kemudian ia mengambil sebuah gambaran seorang anak laki-laki.! "Dan yang ini?" tanya Tuhan. "Andrew..." aku menundukkan kepala, merasa malu untuk menyebut anakku sebagai sebuah beban. "Tetapi, Tuhan, ia sangat hiperaktif. Ia tidak bisa diam seperti yang lain, ia bahkan membuatku sangat kelelahan. Ia selalu terluka, dan orang lain yang membalutnya berpikir akulah yang menganiayanya. Aku berteriak kepadanya selalu. Mungkin suatu saat aku benar-benar menyakitinya..."
"Anak-Ku," Tuhan berkata. "Jika kau percayakan kepada-Ku, aku akan memperbaharui kekuatanmu, dan jika engkau mengijinkan Aku untuk mengisimu dengan Roh Kudus, aku akan memberikan engkau kesabaran."Kemudian Ia mengambil beberapa kerikil dari bebanku. "Ya, Tuhan.." aku berkata sambil menarik nafaspanjang. "Kerikil-kerikil itu memang kecil. Tetapi semua itu adalah penting. Aku membenci rambutku. Rambutku tipis,dan aku tidak bisa membuatnya kelihatan bagus. Aku tidak mampu untuk pergi ke salon. Aku kegemukan dantidak bisa menjalankan diet. Aku benci semua pakaianku. Aku benci penampilanku!" "Anak-Ku, orang memang melihat engkau dari penampilan luar, tetapi Aku melihat jauh sampai ke dalamnya hatimu. Dengan Roh Kudus, kau akan memperoleh pengendalian diri untuk menurunkan berat badanmu. Tetapi keindahanmu tidak harus datang dari luar. Bahkan, seharusnya berasal dari dalam hatimu, kecantikan diri yang tidak akan pernah hilang dimakan waktu. Itulah yang berharga di mata-Ku.
"Bebanku sekarang tampaknya lebih ringan dari sebelumnya." Aku pikir aku bisa menghadapinya sekarang," kataku, "Yang terakhir, berikan kepada-Ku batu bata yang terakhir." kata Tuhan. "Oh, Engkau tidak perlu mengambilnya. Aku bisa mengatasinya. " "Anak-Ku, berikan kepadaKu."Kembali suara-Nya membuatku luluh. Ia mengulurkan tangan-Nya, dan untuk pertama kalinya Aku melihat luka-Nya. "Tuhan....Bagaimana dengan tangan-Mu? Tangan-Mu penuh dengan luka!!" Aku tidak lagi memperhatikan bebanku, aku melihat wajah-Nya untuk pertama kalinya. Dan pada dahi-Nya,kulihat luka yang sangat dalam... tampaknya seseorang telah menekan mahkota duri terlalu dalam ke dagingNya.
"Tuhan," aku berbisik. "Apa yang terjadi dengan Engkau?" Mata-Nya yang penuh kasih menyentuh kalbuku. "AnakKu, kau tahu itu. Berikan kepadaku bebanmu. Itu adalah milikKu. Aku telah membelinya." "Bagaimana?" "Dengan darah-Ku""Tetapi kenapa Tuhan?" "Karena aku telah mencintaimu dengan cinta abadi, yang tak akan punah dengan waktu. Berikan kepadaKu." Aku memberikan bebanku yang kotor dan mengerikan itu ke tangan-Nya yang terluka. Beban itu penuh dengan kotoran dan iblis dalam kehidupanku: kesombongan, egois, depresi yang terus-menerus menyiksaku. Kemudian Ia mengambil salibku kemudian menghempaskan salib itu ke kolam yang berisi dengan darahNya yang kudus. Percikan yang ditimbulkan oleh salib itu luar biasa besarnya. "Sekarang anak-Ku, kau harus kembali. Aku akan bersamamu selalu. Ketika kau berada dalam masalah,panggillah Aku dan Aku akan membantumu dan menunjukkan hal-hal yang tidak bisa kau bayangkan sekarang." "Ya, Tuhan, aku akan memanggil-Mu. "Aku mengambil kembali bebanku. "Kau boleh meninggalkannya di sini jika engkau mau. Kau lihat beban-beban itu? Mereka adalah kepunyaan orang-orang yang telah meninggalkannya di kakiKu, yaitu Joan, Paula, Debra, Ruth... Ketika kau meninggalkan bebanMu di sini, aku akan menggendongnya bersamamu.
Ingat, kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan. "Seketika aku meletakkan bebanku, cahaya itu mulai menghilang. Namun, masih kudengar suaraNya berbisik, "Aku tidak akan meninggalkanmu, atau melepaskanmu."

Senin, 01 Desember 2008

Suatu Hari di Malam Natal...

Kisah nyata ini terjadi di malam Natal pada saat perang dunia ke-satu ditahun 1914, tepatnya di front perang bagian barat di Eropa. Pada saat tersebut tentara Perancis, Inggris dan Jerman saling baku tembak satu dengan yang lain. Di malam Natal yang dingin dan gelap begini, hampir setiap prajurit merasa sudah bosan dan muak untuk berperang, apalagi telah berbulan–bulan mereka meninggalkan rumah mereka, jauh dari istri, anak maupun orangtuanya.
Pada malam Natal biasanya mereka selalu berkumpul bersama dengan seluruh anggota keluarganya masing-masing, makan bersama, bahkan menyanyi bersama dibawah pohon terang di hadapan tungku api yang hangat.

Berbeda dengan malam Natal yang sekarang ini, di mana cuaca di luar sangat dingin sekali dan saljupun turun dengan lebatnya, mereka bukannya berada diantara anggota keluarga yang mereka kasihi, melainkan berada di hadapan musuh perang mereka yang setiap saat bersedia untuk menembak mati siapa saja yang bergerak.
Tiada hadiah yang menunggu selainnya peluru dari senapan musuh, bahkan persediaan makananpun sudah berkurang jauh, sehingga hari inipun hampir seharian penuh mereka belum makan. Pakaianpun basah kuyup karena turunnya salju. Biasanya mereka berada di lingkungan suasana yang hangat dan bersih,tetapi kali ini mereka berada di dalam lubang parit, seperti layaknya seekortikus, boro-boro bisa mandi dan berpakaian bersih, tempat di mana merekaberada sekarang inipun basah, becek penuh dengan lumpur. Mereka menggigil kedinginan. Rasanya tiada keinginan yang lebih besar pada saat ini selain rasa damai untuk bisa berkumpul kembali dengan orang-orang yang mereka kasihi.

Seorang tentara sedang merintih kesakitan karena barusan saja terkena tembakan, sedangkan tentara lainnya menggigil kedinginan, bahkan pimpinanmereka yang biasanya keras dan tegas entah kenapa pada malam inikelihatannya sangat sedih sekali, terlihat air matanya turun berlinang, rupanya ia teringat akan istri dan bayinya yang baru berusia enam bulan. Kapankah perang ini akan berakhir ? Kapankah mereka akan bisa pulang kembalike rumahnya masing-masing ? Kapankah mereka bisa memeluk lagi orang – orang yang mereka kasihi ? Dan masih merupakan satu pertanyaan besar pula, apakahmereka bisa pulang dengan selamat dan berkumpul kembali dengan istri dananak - anaknya ? Entahlah...
Tidak sepatah katapun terdengar. Suasana malam yang gelap dan dingin terasahening dan sepi sekali, masing-masing teringat dan memikirkan keluarganya sendiri. Selama berjam-jam mereka duduk membisu seperti demikian.

Tiba-tiba dari arah depan di front Jerman, ada cahaya kecil yang timbul danbergoyang, cahaya tersebut kelihatan semakin nyata. Rupanya ada seorang prajurit Jerman yang telah membuat pohon Natal kecil yang diangkat ke atas dari parit tempat persembunyian mereka, sehingga nampak oleh seluruh prajurit di front tersebut.
Pada saat yang bersamaan terdengar alunan lembut suara lagu “Stille Nacht,heilige Nacht" (Malam Kudus), yang pada awalnya hanya sayup-sayup kedengarannya, tetapi semakin lama lagu yang dinyanyikan tersebut semakin jelas dan semakin keras terdengar, sehingga membuat para pendengarnya merinding dan merasa pilu karena teringat akan anggota keluarganya yang berada jauh dari medan perang ini.

Ternyata seorang prajurit Jerman yang bernama Sprink yang menyanyikan lagu tersebut dengan suara yang sangat indah, bersih, dan merdu. Prajurit Sprink tersebut sebelumnya ia dikirim ke medan perang adalah seorang penyanyi tenor opera yang terkenal. Rupanya suasana keheningan dan gelapnya malam Nataltersebut telah mendorong dia untuk melepaskan emosinya dengan menyanyikan lagu tersebut, walaupun ia mengetahui dengan menyanyikan lagu tersebut,prajurit musuh bisa mengetahui tempat di mana mereka berada.
Ia bukan hanya sekedar menyanyi dalam tempat persembunyiannya saja, ia berdiri tegak, tidak membungkuk lagi, bahkan ia naik ke atas sehingga dapat terlihat dengan nyata oleh semua musuh-musuhnya. Melalui nyanyian tersebutia ingin membawakan kabar gembira sambil mengingatkan kembali makna dariNatal ini, ialah untuk berbagi rasa damai dan kasih. Untuk ini ia bersedia mengorbankan jiwanya, ia bersedia mati ditembak oleh musuhnya. Tetapi apa yang terjadi, apakah ia ditembak mati?

Tidak! Entah kenapa seakan-akan ada mukjizat yang terjadi, sebab pada saat yang bersamaan semua prajurit yang ada di situ, satu demi satu turut keluardari tempat persembunyiannya masing-masing, dan mereka mulai menyanyikannyabersama. Bahkan seorang tentara Inggris musuh beratnya Jerman, turut mengiringi mereka menyanyi sambil meniup dua peniup bagpipes (alat musikSkotlandia) yang dibawanya khusus ke medan perang. Dengan perasaan terharu mereka turut menyanyikan lagu Malam Kudus. Hujan air mata tak dapat dibendung. Air mata dari mereka yang berada jauh dari orangtua, anak, calonistri, kakak, adik, dan sahabat mereka.
Yang tadinya lawan sekarang menjadi kawan, sambil saling berpelukan mereka menyanyikan bersama lagu Malam Kudus dalam bahasanya masing - masing, disinilah rasa damai dan sukacita benar - benar terjadi. Setelah itu, mereka meneruskan menyanyi bersama dengan lagu Adeste Fideles (Hai Mari Berhimpun),mereka berhimpun bersama, tidak ada lagi perbedaan pangkat, derajat, usia maupun bangsa, bahkan perasaan bermusuhanpun hilang dengan sendirinya.

Mereka berhimpun bersama dengan musuh mereka yang seyogyanya harus saling tembak, membunuh satu dengan yang lain, tetapi entah kenapa dalam suasana Natal tersebut mereka ternyata bisa berkumpul dan menyembah bersamakelahiran-Nya Sang Juru Selamat. Rupanya inilah mukjizat Natal yang benar -benar bisa membawa suasana damai di malam yang suci...

Rabu, 26 November 2008

Mengapa Sulit Mengucap Syukur?

Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku dan menunjukkan keadaan di surga. Kami berjalan memasuki suatu ruang kerja penuh dengan para malaikat. Malaikat yang mengantarku berhenti di depan ruang kerja pertama dan berkata, " Ini adalah Seksi Penerimaan. Di sini, semua permintaan yang ditujukan pada Allah diterima". Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh dunia.

Kemudian aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui koridor yang panjang lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua. Malaikat-ku berkata, "Ini adalah Seksi Pengepakan dan Pengiriman. Di sini kemuliaan dan berkat yang diminta manusia diproses dan dikirim ke manusia-manusia yang masih hidup yang memintanya". Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu. Ada banyak malaikat yang bekerja begitu keras karena ada begitu banyaknya permohonan yang dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi.

Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada ujung terjauh koridor panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja yang sangat kecil. Yang sangat mengejutkan aku, hanya ada satu malaikat yang duduk di sana, hampir tidak melakukan apapun. "Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih", kata Malaikat-ku pelan. Dia tampak malu. "Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan disini?", tanyaku. "Menyedihkan", Malaikat-ku menghela napas. " Setelah manusia menerima berkat yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang mengirimkan pernyataan terima kasih".

"Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas berkat Tuhan?", tanyaku. "Sederhana sekali", jawab Malaikat. "Cukup berkata, "Terima kasih, Tuhan"."Lalu, berkat apa saja yang perlu kita syukuri", tanyaku. Malaikat-ku menjawab, "Jika engkau mempunyai makanan di lemari es, pakaian yang menutup tubuhmu, atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, maka engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini." "Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu, dan uang-uang receh, maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia.""Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputer mu, engkau adalah bagian dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu." Juga.... "Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih banyak kesehatan daripada kesakitan ... engkau lebih diberkati daripada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga hari ini.""Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan yang amat sangat, maka engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia". "Jika orangtuamu masih hidup dan masih berada dalam ikatan pernikahan ... maka engkau termasuk orang yang sangat jarang.""Jika engkau masih bisa mencintai ... maka engkau termasuk orang yang besar, karena cinta adalah berkat Tuhan yang tidak didapat dari manapun.""Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum, maka engkau bukanlah seperti orang kebanyakan, engkau unik dibandingkan semua mereka yang berada dalam keraguan dan keputusasaan."

Nikmatilah hari-harimu, hitunglah berkat yang telah Tuhan anugerahkan kepadamu dan ucapkanlah syukur...

Rabu, 19 November 2008

SANTA TURUN KE BUMI? ho... ho... ho...

Kali ini Santa beserta dengan Piet hitam berkunjung ke bumi. Mereka ingin bersukacita bersama dengan jemaat Gibeon. Sekaligus mencoba remote ajaib si Piet. Menurut Piet remote ajaib ini bisa mengantar mereka kemana saja... Cepat, tepat dan hemat waktu... katanya Piet sich...






Dan ternyata,perjalanan ke bumi tidak semulus yang mereka bayangkan, gara-garanya remote ajaib si Piet error terus... ho... ho... ho... Gimana ya akhir perjalanan Santa dan Piet di bumi??? Tunggu aja tanggal 3 Desember 2008, semuanya bakal terjawab... ho...ho... ho...




Cerita diatas adalah sekilas kisah Santa dan Piet yang akan ditayangkan dalam acara natal 2008. Shooting pembuatannya cukup seru... dan butuh pengorbanan, harus berpanas-panas ria apalagi dengan muka dihitamkan tambah bikin gerah, dan satu lagi mereka berdua harus berani malu... karena mereka juga harus berkeliaran di jalan umum. Tapi buat Rispo (Santa) dan Andri (Piet) itu semuanya ngga menjadi masalah yang penting dapat turut memeriahkan acara natal dan berbagi sukacita. ho... ho... ho...

Senin, 08 September 2008

ALL ABOUT LOVE


Cinta, cinta, cinta...
Kadang bisa bikin bahagia dan ngga jarang bisa bikin eeehmmm...
"puyeng" tujuh keliling...

Terus bagaimana cara kita menghadapi CINTA?

Temukan jawabannya di ALL ABOUT LOVE...

Sabtu 27 Sept, 11 Okt, 18 Okt'08 pukul 18.00 wib.
Gibeon Youth, Bintoro 20 Surabaya
Don't miss it...

Minggu, 24 Agustus 2008

outbound...? SIAPA TAKUT!!!

Bulan Agustus kali ini bener-bener seru... setelah ikutan bazaar murah, youth juga ikutan outbound yang diadakan bareng profetik di gereja kami. Berangkat dari Surabaya tanggal 17 Agustus jam 12.00 siang, nyampe di Sativa-Pacet sekitar jam 1an. Acara terus berlanjut dengan games perkenalan dan kekompakan team. Games siang itu seru banget diantaranya kita sempet berbasah-basah ria di sungai, berendam bikin bendungan...

Malam harinya biar tambah seru kita jalan-jalan malam ke air terjun tanpa membawa penerangan apapun, soalnya pas bulan purnama... dan yang bikin deg-degan kita jalannya satu-satu lho... alias bener-bener alone!!! fiuuhh...

Setelah beristirahat semalam, acara dilanjutkan lagi dengan games yang ngga kalah seru dengan yang kemarin. Uji kekompakan team dan ketangkasan setiap regu. Acara ini membuat kami menyadari bahwa didalam pelayanan kita harus selalu kompak saling membantu antara yang satu dengan yang lain kita ngga mungkin bergerak sendiri. Keegoisan hanya menghasilkan kegagalan...


Markas besar kita...
tempat berteduh dan berlindung
dari nyamuk2 nakal =p









cepet... cepet...
haus banget nich...








wkwkwkw...
sehati nich yeee...
nuangnya pas sasaran








duuuh... ce...
meleset, kalo ini sich
buat cuci muka...














berpelukan... hehehe...








tahan... tahaaan...
jangan sampe jatuh
bolanya



Jumat, 22 Agustus 2008

TERHIMPIT TETAPI TIDAK TERJEPIT

Ada kisah yang menarik yang diceritakan oleh seorang hamba Tuhan dalam suatu ibadah doa malam yaitu tentang Tukang Emas. Diceritakan ada seorang pria yang sedang jalan-jalan dan akhirnya dia singgah di toko perhiasan. Ia melihat-lihat model terbaru yang ada di toko itu. Sampai suatu ketika dia menemukan apa yang dicarinya, kemudian dia menoleh kekanan dan kekiri tidak ada seorangpun di toko itu. Pria ini bingung dimanakah penjualnya? Akhir ia berkata, "Adakah orang disini?" Tidak ada yang menjawab, sekali lagi dia berkata, "Maaf, adakah yang dapat melayani saya?" Kemudian terdengarlah suara dari ujung ruangan itu, "Maaf, saya tidak dapat melayani anda saat ini." Pria itu semakin heran, aneh ada pembeli tetapi tidak mau melayani ada apa? "Pak, tidak dapat engkau keluar sebentar untuk melayani saya?", tanya pria itu. Sekali lagi suara diujung sana menyahut, "Tidak bisa, karena aku tidak dapat meninggalkan pekerjaanku. Mari, masuklah... akan kutunjukkan apa yang sedang aku lakukan." Kemudian pria itu masuk dan dilihatnya seorang pria duduk didepan tungku perapian dan ternyata ia seorang tukang emas dan dia sedang memurnikan emas diatas tungku perapian. "Aku harus menjaga api dari tungku ini supaya besar kecilnya pas. Kalau terlalu kecil maka emas ini akan mudah padat kembali dan kotoran yang ada didalamnya tidak dapat dipisahkan dan aku harus mengulangnya kembali dari awal. Jika api ini terlalu besar maka emas ini akan hangus dan tidak dapat digunakan lagi. Karena itu aku tidak dapat meninggalkannya. Nyala apinya harus pas" "Sampai berapa lama anda melakukan proses ini?" tanya pria itu. "Sampai aku dapat melihat wajahku dengan jelas di atas permukaan emas ini."

Kisah yang menarik, didalam kehidupan ini Tuhan seperti Tukang emas itu dan kita adalah emas yang sedang dimurnikan. Masalah demi masalah yang kita alami dalam hidup ini adalah proses pemurnian hidup kita, supaya karakter Kritus itu dapat tercermin dalam kehidupan kita. Kadang kita sempat berteriak kepada Tuhan, "Tuhan stop, aku ngga tahan lagi. Capek Tuhan. Sakit Tuhan. Ngga enak Tuhan" Tapi satu hal yang perlu kita ingat didalam I Korintus 10:13 dikatakan bahwa pencobaan-pencobaan yang kita alami tidak melampaui kekuatan kita dan Allah itu setia Ia tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui kekuatan kita, Ia akan memberikan jalan keluar sehingga kita dapat menanggungnya... seperti tukang emas yang sedang menjaga api di tungku perapian, diperhatikannya supaya nyala apinya pas tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Apapun yang sedang kita alami saat ini percayalah semuanya PAS untuk kita porsinya PAS tidak terlalu kecil yang dapat membuat kita santai dalam menghadapinya atau terlalu besar sehingga dapat menghanguskan kita. Tuhan tidak akan pernah membiarkan kita sendiri, Dia akan selalu menyertai dan memberikan jalan keluar sehingga akhirnya kita dapat melihat kemuliaanNya...

Saat ini siapapun yang sedang mengalami pergumulan didalam hidup ini tetaplah semangat dan terus melekat padaNya... sampai Ia selesai memurnikan hidup kita.

Mazmur 73:21-24
Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya, aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku didekatMu. Tetapi aku tetap di dekatMu; Engkau memegang tangan kananku. Dengan nasehatMu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.
Amin.

Selasa, 19 Agustus 2008

MERDEKA !!!

Bulan Agustus selalu identik dengan semangat kemerdekaan, karena di bulan ini bangsa Indonesia merayakan Hari Kemerdekaannya. Dimana-mana seluruh penduduk Indonesia menyemarakkan hari kemerdekaan dengan cara mereka yang unik dan kreatif, ada yang mengadakan berbagai macam lomba ketangkasan, menghias lingkungan tempat mereka tinggal dan tentu saja mengucap syukur kepada Tuhan untuk anugerahNya.

Tahun ini gereja kami mengadakan bazaar murah bagi orang-orang kurang mampu yang telah bergabung dalam bidang pelayanan Go-el di gereja kami. Sebagai generasi muda jelas kami tidak ingin ketinggalan, dengan menyisihkan uang saku, kami turut berpartisipasi memberikan bingkisan sederhana senilai Rp. 7.000,-/bingkisan dan dijual dengan harga Rp. 1.000,-/bingkisan. Murah kan... ayo serbu... serba seribu...

Bukan keuntungan yang ingin kami dapatkan tetapi menjadi berkat bagi mereka yang kurang beruntung itu yang menjadi prioritas utama kami.

BLESSED to BLESS...


Sabtu, 09 Agustus 2008

Keajaiban Nyanyian Seorang Kakak


Thursday, 30 August 2007

Ketika Karen mengetahui bahwa dia sedang mengandung, ia segera mempersiapkan anaknya, Michael agar dapat menerima adiknya. Mereka tahu bahwa yang akan lahir adalah bayi perempuan. Hari demi hari, malam demi malam, Michael bernyanyi untuk adiknya yang masih di kandungan. Ia sedang membangun hubungan kasih sayang dengan adiknya yang belum terlahir ke dunia.

Kehamilan berjalan dengan baik. Pada saatnya, tanda-tanda persalinanpun muncul. Karen berjuang untuk melahirkan anaknya, menit demi menitpun berlalu. Tapi komplikasi serius muncul dan Karen pun berjuang dengan sekuat tenaga.

Akhirnya, setelah perjuangan panjang, adik Michael pun lahir. Tapi kondisinya tidaklah menyenangkan. Seiring dengan suara sirene yang melengking di kegelapan malam, ambulans mengebut menuju ke bagian Perawatan Intensif bagi Bayi yang baru dilahirkan di Rumah Sakit St Mary, Knoxville,Tennessee.

Hari demi hari berlalu, dan keadaan si kecil tidak juga kunjung membaik.Dokter spesialis anak dengan halus memberitahukan kedua orang tuanya,"Hanya ada sedikit sekali harapan bahwa ia akan membaik." Karen dan suaminya telah menghubungi bagian pemakaman untuk mengatur upacara. Mereka sebenarnya telah menyiapkan satu ruang khusus bagi si buah hati tersayang, tapi yang kini mereka hadapi adalah rencana pemakamannya.
Michael, bagaimanapun, terus meminta kedua orang tuanya agar dia diperbolehkan untuk ikut menjenguk sang adik. "Saya ingin bernyanyi untuknya," ucapnya terus. Minggu Kedua di ruangperawatan intensif sudah seperti suasana di pemakaman. Michael menuntut terus untuk bernyanyi bagi adiknya, tetapi anak-anak tidak pernah diperbolehkan untuk masuk ke ruang perawatan intensif.

Karen akhirnya membulatkan tekad. Bagaimanapun juga caranya, ia akan membawa Michael menemui adiknya. Jika ia tidak menemui adiknya sekarang, mungkin ia tidak akan pernah bertemu lagi dengannya untuk selama-lamanya.
Maka Karen berusaha secara diam-diam membawa Michael ke dalam. Sayangnya, kepala perawat memergoki mereka dan berkata, "Bawa anak ini keluar segera! Anak-anak tidak boleh masuk ke sini."

Karen dengan berani berkata, "Ia tidak akan pergi sebelum bernyanyi untuk adiknya!". Karen menggandeng Michael menuju sisi adiknya. Ia menatap adiknya yang mungil yang telah kehilangan daya juang untuk hidup. Sesaat kemudian, ia mulai menyanyi. Dengan suara murni yang keluar dari hati tulus seorang anak berusia 3 tahun, Michael bernyanyi :
"Kamulah cahaya mentariku, satu-satunya cahaya mentariku, kamu membuatku bahagia ketika langit kelabu."
Tiba-tiba gadis kecil itu terlihat memberikan respon. Denyut nadinya mulai tenang dan teratur.
"Teruslah bernyanyi, Michael," dorong Karen dengan air mata tertahan.
"Kamu tidak pernah tahu sayangku, betapa aku mencintaimu, tolong jangan ambil cahaya mentariku."
Saat Michael bernyanyi untuk adiknya, nafas sang bayi yang berat dan tidak teratur mulai tenang.
"Teruslah bernyanyi sayangku!!"
"Malam itu, sayangku, ketika saya sedang berbaring, saya bermimpi menggandengmu di tanganku."
Adik kecil Michael tampak mulai tenang dan santai beristirahat.
"Teruslah bernyanyi, Michael." Air mata sekarang menetes di pipi kepala perawat. Karen sangat senang, harapannya pun mulai membesar.
"Kamulah cahaya mentariku, satu-satunya cahaya mentariku. Tolong jangan ambil cahaya mentariku.."
Keesokan harinya.. ya benar-benar di keesokan harinya, gadis mungil itu sudah membaik dan dapat pulang ke rumah!

Majalah Woman's Day menyebutnya "Keajaiban Nyanyian Seorang Kakak."
Staf medis hanya menyebutnya "Keajaiban."
Karen menyebutnya "Keajaiban dari kasih Tuhan."

Rabu, 23 Juli 2008

What can I do for you?


Hari itu Aku melihatNya sedang duduk termenung di kursi kesayanganNya. WajahNya muram, seolah-olah sedang memikirkan suatu masalah dan belum menemukan jalan keluarnya.
Aku menghampiriNya... Kutepuk pundakNya... Ia menoleh kepadaKu. Aku duduk dekat di kakiNya, kuletakkan tanganKu di pangkuanNya. Ia memandangKu dengan tatapan mataNya yang lembut, perlahan Ia tersenyum kepadaKu. Senyum itu... Aku tahu, senyum itu bukan senyum bahagia. Ia sedih, Aku yakin!

"Bapa, apa yang membuatMu sedih?", tanyaKu kepadaNya. Ia memalingkan wajahNya, memandang ke arah yang lain dan..."AnakKu, Kau lihat umat ciptaanKu... yang Kuciptakan serupa dengan gambar Kita... hatinya telah berpaling dariKu. Mereka telah tertipu oleh iblis. Mereka telah jatuh sangat dalam di dalam dosa. Dan... Aku ingin mereka kembali kepadaKu..." Kurasakan air mataNya menetes di tanganKu. HatiKu hancur...

"Bapa, adakah cara untuk membawa umatMu kembali padaMu?", tanyaKu sekali lagi. "Hanya dengan darah yang kudus dan tak bercela saja. Yang mampu membasuh dosa semua umatKu sehingga tak ada lagi penghalang bagi mereka untuk datang kembali kepadaKu.", jawabNya.

Dan disinilah Aku... di kayu salib ini... Aku curahkan darahKu untuk membasuh umat kesayangan BapaKu. Supaya Aku dapat melihat senyum bahagia itu kembali terukir di bibirNya.

"...Cinta kuat seperti maut..." (Kidung Agung 8:6)

Terimakasih Tuhan karena telah mengasihi kami.

Kamis, 03 Juli 2008

Kisah dibalik lagu "Sentuh Hatiku"

Mungkin banyak yang dengar lagu sentuh hatiku, yang dinyanyikan oleh Maria Shandy. Akan tetapi dibalik lagu itu ternyata ada sebuah kisah yang luar biasa. Pencipta lagu ini adalah seorang anak Tuhan, kisah didalam lagu itu adalah milik teman sekolahnya. Temannya itu diperkosa oleh ayahnya sendiri dan menjadi gila, sehingga harus dipasung (dirantai) dirumahnya. Ia suka datang dan mendoakan anak itu sambil sesekali menulis lirik lagu.. waktu pun berlalu.. Diapun pindah kota dan mulai sibuk dengan kegiatannya sendiri.
Suatu ketika anak perempuan itu menelpon dia. Tentu saja kaget bukan main, karena anak itu kan gila. Dipasung pula? kok sekarang bisa lepas? telp pula? Akhirnya anak perempuan itu cerita, suatu hari entah karena karat atau bagaimana rantainya lepas. Satu hal yang langsung dia ingat, dia mau bunuh bapaknya!

Tetapi saat dia bangun, ia melihat Tuhan Yesus dengan jubah putihnya, berkata :“Kamu harus maafin papa kamu. Tetapi anak itu tidak bisa dan dia terus menangis, memukul, dan berteriak.. Sampai akhirnya Tuhan memeluk dia dan berkata : “Aku mengasihimu” Walaupun bergumul akhirnya anak itupun memaafkan papanya, mereka sekeluarga menangis dan boleh kembali hidup normal.

Dari situlah lagu sentuh hatiku ditulis, betapa ku mencintai segala yang telah terjadi, tak pernah sendiri, selalu menyertai... betapa kumenyadari didalam hidupku ini.. kau selalu memberi rancangan terbaik oleh karena kasih... Bapa sentuh hatiku, ubah hidupku, menjadi yang baru
Ajarku mengerti sebuah kasih yang selalu memberi...
KasihMu ya Tuhan tak pernah berhenti...

Kisah diatas sungguh-sungguh terjadi, semoga bisa menginspirasi kita agar bisa merasakan kasih Tuhan yang luar biasa.. ^^

bluebelldiary.wordpress.com

Rabu, 02 Juli 2008

Misteri Warna di Alkitab


Semua yang di Alkitab itu punya arti tersendiri, mulai dari nama, angka sampe warna. Jadi bukan suatu kebetulan kali misalnya Tuhan nyuruh Musa pake warna tertentu buat bikin kemah suci, ato kalo ada beberapa warna muncul di Alkitab. Yuk, kita sama-sama liat warna apa saja yang ada di Alkitab dan apa artinya?
Merah
Merah berani. Bukan-bukan, itu sih kata orang Indonesia. Kalo di Alkitab merah itu ngelambangin penebusan. Kenapa penebusan? Coba baca lagi di Alkitab, dari zamannya Perjanjian Lama sampe Perjanjian Baru, tiap kali asa orang yang mau minta penebusan dari dosa, mesti ada binatang yang dikorbankan. Artinya mesti ada darah yang dikorbankan dan darah itu warnanya... merah! Jadi nggak heran kalo merah itu di Alkitab identik sama yang namanya penebusan.
Ungu
Ungu bukan warna jomblo ya... ungu di Alkitab itu lambangin kebangsawanan. Di Alkitab warna ungu itu cuma boleh dipake sama orang yang punya kedudukan tinggi ato bangsawan. Contohnya aja kayak Mordekhai waktu diangkat jadi warga kehormatan, dia pake jubah warna ungu (Ester 8:15). Di kemah suci warna ungu juga dominan, soalnya Tuhan kita itu 'kan bangsawan segala bangsawan jadi Dia layak dong pake jubah ungu kehormatan itu.
Tembaga
Tembaga itu bukan logam asli, tapi logam campuran. Karena sifatnya yang campuran logam itu, warna tembaga dipake buat lambangin sesuatu yang nggak kudus ato dosa. Inget aja gimana pas orang Israel mengeluh dan Musa bikin ular tembaga. Warna tembaga juga bisa dipake buat lambangin kekuatan manusia yang harus dikalahin sama Tuhan, coba bandingin sama baju zirah tembaga yang dipake sama Goliath yang akhirnya harus kalah sama Daud (1 Samuel 17:4-6).
Biru
Kata orang warna biru itu kalem, nggak meledak-ledak. Tapi di Alkitab warna biru itu muncul di kemah suci. Di Alkitab bahasa Indonesia warna biru emang nggak muncul, karena diterjemahin jadi ungu tua, tapi kalo di Alkitab bahasa Inggris, warna biru disebutin, kayak di Keluaran 25:31,36, Haruslah kaubuat tabir dari kain ungu tua (biru-bhs Inggris), dan kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya; haruslah dibuat dengan ada kerubnya, buatan ahli tenun... juga haruslah kaubuat tirai untuk pintu kemah itu dari kain ungu tua (biru-bhs Inggris), kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya: tenunan yang berwarna-warna. Nah, karena biru munculnya di kemah suci, makanya warna biru itu identik sama kemuliaan Tuhan.
Emas
Di Alkitab, warna emas itu identik sama Tuhan. Liat aja gimana kemah suci Musa itu penuh sama emas, mulai dari hiasanya, tiang-tiangnya sampe Tabut Perjanjian. Semua dibuat dari emas. Malah ada salah satu buku yang bilang kalo kemah suci Musa itu kayak rumah emas di tengah padang gurun. Terus inget juga gimana bait suci Salomo yang dibuatnya dari emas, luar dalam. Terus dalam penglihatan Yohanes tentang Surga, kita liat kalo di surga jalannya aja dari emas. So, nggak heran kalo warna emas di Alkitab itu ngelambangin kemuliaan Tuhan.
Putih
Kalo warna putih di bendera kita artinya suci, di Alkitab juga sama. Putih artunya suci. Hampir di semua ayat yang nyebutin kata putih, biasanya selalu ada hubungannya sama kekudusan ato kesucian. Contoh aja di Mazmur 51:7 , Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!
Ato di Wahyu 19-:8, Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih! (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)
Hitam
Dimana-mana warna hitam itu biasanya dipake buat lambangin sesuatu yang gelap, suram, negatif. Di Alkitab juga sama. Warna hitam di Alkitab lambangin kesedihan, hukuman, kematian. Contohnya ada di Ratapan 4:8
Pemimpin-pemimpin lebih bersih dari salju dan lebih putih dari susu, tubuh mereka lebih merah dari pada merjan, seperti batu nilam rupa mereka. Sekarang rupa mereka lebih hitam dari pada jelaga, mereka tidak dikenal di jalan-jalan, kulit mereka berkerut pada tulang-tulangnya, mengering seperti kayu.
So, jangan salah, nggak ada yang kebetulan di Alkitab. Semua ada artinya, biar cuma hal-hal kecil sekalipun.
(disadur dari : GFresh)

Sabtu, 21 Juni 2008

KANGEN BUNDA

Beberapa hari yang lalu aku menerima email dari sepupuku, waktu aku baca, isinya menarik sebuah artikel yang mengingatkan betapa berharganya waktu yang kita miliki bersama orang yang kita kasihi, karena ada saatnya waktu itu tidak akan pernah kembali...
Kangen Bunda

Setelah 21 tahun menikah, saya tiba-tiba menemukan cara baru dalam menyalakan api cinta kami. Demikian tulis seorang pria yang ingin berbagi pengalaman.

Beberapa waktu lalu istri saya mengusulkan agar saya berkencan dengan seorang perempuan lain, besok malam. "Kamu akan mencintainya," kata istri. "Apa-apaan sih," protes saya. "Mengapa kamu tidak ikut?" "Itu acara kamu berdua dengan dia," jawab istri. Perempuan yang dimaksudnya adalah ibu saya yang telah menjanda selama 19 tahun belakangan ini.. Saya jarang menemuinya karena kesibukan kerja dan mengurus tiga anak kami...

Malam itu saya telepon ibu, mengajaknya makan malam dan nonton film. Berdua saja. "Ada apa dengan istrimu?" kata ibu dari ujung telepon. Ibu saya adalah tipe yang selalu curiga kalau menerima telepon di tengah malam atau undangan yang datangnya tiba-tiba. Bagi dia, itu pasti akan membawa berita buruk. "Saya pikir, pasti akan menyenangkan kalau kita sekali-sekali keluar berdua saja," jawab saya. "Ibu mau sekali," jawabnya setelah terdiam beberapa lama. Aha, dia masih curiga...

Besok malam, sepulang kantor saya ke rumah ibu. Dia terlihat agak senewen tapi berdandan resmi sekali. Ibu jelas telah menata rambutnya di salon, dan dia memakai gaunnya yang terbaik. Gaun yang dipakai pada pesta ulangtahun perkawinan yang terakhir ketika ayah masih hidup. Ibu menyambut saya dengan senyum lebar. "Saya bilang ke kawan-kawan tentang rencana kita ini. Mereka semua kaget dan merasa ikut senang seperti ibu sekarang," kata ibu seraya masuk mobil. "Mereka bilang besok pagi ingin tahu ceritanya."

Kami pergi ke restoran yang agak mahal. Suasananya elegan, menyenangkan. Ibu menggandeng lengan saya ketika memasuki ruangan, persis seperti First Lady. Jalannya anggun. Saya harus membacakan daftar menu karena ibu tak bisa lagi membacanya walau dengan kacamata tebal. Ketika sedang membaca daftar itu, saya berhenti sejenak menengok ke ibu. Dia sedang memandangi saya dengan senyum kasih. "Dulu, ibu yang membacakan kamu daftar menu ketika kau masih kecil," katanya. "Sekarang ibu santai saja. Giliran saya yang melayani ibu," jawab saya. Sambil makan, kami membincangkan banyak hal sehari-hari. Tidak ada topik yang istimewa tapi obrolan mengalir saja sampai-sampai kami terlambat untuk menonton film.

Mengantarnya pulang, di muka pintu ibu berkata, "Ibu mau pergi lagi dengan kamu, tapi lain kali ibu yang bayar." Saya setuju. "Bagaimana kencanmu?" tanya istri saya di rumah."Sangat menyenangkan. Lebih dari yang saya duga. Tadinya tidak tahu mau ngomong apa."
Beberapa hari kemudian, ibu meninggal karena serangan jantung. Begitu tiba-tiba kejadiannya,saya tidak sempat berbuat apa-apa untuk menolongnya.

Satu minggu berlalu, sepucuk surat tiba dari restoran tempat ibu dan saya makan malam. Surat itu dilampiri kopi tanda lunas. Ada selembar kertas diselipkan di situ, tertuliskan: "Ibu sudah bayar makan malam kita karena rasanya tak mungkin kita makan bersama lagi. Walaupun begitu, ibu sudah bayarkan untuk dua orang, barangkali untuk kau dan istrimu. Anakku, besar sekali arti undanganmu malam itu."

Pada detik itulah saya mengerti apa pentingnya arti bahwa kita mengatakan kepada orang-orang yang kita sayangi mengenai perasaan kita itu. Tidak ada hal yang lebih penting dalam hidup daripada Tuhan dan keluarga. Berikan waktu Anda untuk mereka, jangan sampai terlambat untuk mengatakan (nanti)... kangen sama ibu tercinta …

Kamis, 12 Juni 2008

THE CHOSEN GENERATION


Hari Jum'at, 6 Juni 2008 kemarin The Chosen Generation (CG) yang terbentuk karena terinspirasi dari KKR Chosen Generation di Youth Ministry GBI Gibeon, mendapat kesempatan untuk mengisi sebuah acara sekuler yaitu Pagelaran Musik Remaja di Cak Durasim, Surabaya.

Ada empat group band yang tampil beberapa diantaranya dari luar kota. Acara ini dimulai tepat pukul 20.00 wib. dan CG tampil diurutan ketiga. Lima lagu dibawakan oleh CG yaitu Heart of Worship, Father I, Take It All, Break Free dan ditutup dengan Tempat Pertama.

Lagu-lagu rohani menjadi pilihan mereka, karena CG yang beranggotakan 6 cowok Timothy (Vokal), Bram (Gitar), Dave (Gitar), Thomas (Gitar), Winardi (Bass) dan Timothy (Drum) ingin menjadi generasi pilihan Allah yang dapat menyinarkan kemuliaanNya lewat musik dan menjadikan Tuhan Yesus tempat pertama dimanapun mereka berada.

Rabu, 28 Mei 2008

Masihkah Kita Mengeluh dan Tidak Bersyukur?

BUAT TEMEN2 RAP-G...








Are you still complaining?


Observe around you and be thankful for all that you have in
this transitory lifetime...


We are fortunate, we have much more than what we need to be content.


Let's try not to feed this endless cycle of consumerism and immorality

in which this "modern and advanced" society

forgets and ignores the other two thirds of

our brother and sisters.


email dari bill be strong

Rabu, 21 Mei 2008

KTB 20 Mei 2008 di Bukit Doa Immanuel - Prigen


Selasa, 20 Mei 2008, pk. 08.00 wib, kami berangkat dari Surabaya menuju Bukit Doa Immanuel (BDI) di Prigen untuk ber-KTB. Tujuan kegiatan KTB kali ini adalah untuk bersekutu semakin intim dengan Tuhan dalam suasana yang berbeda.

Kami berdoa, memuji, menyembah Tuhan bersama-sama, kemudian Firman Tuhan disampaikan. Kami merendahkan diri, melepaskan segala beban dosa dan berbalik kepadaNya. FirmanNya mengkoreksi hidup kami.

Game siang itu membuat kami lebih mengenal satu sama lain, setelah itu kami menikmati acara bebas jalan-jalan disekitar lokasi BDI yang asri. Sampai akhirnya pk. 15.00, tiba waktunya kami kembali ke Surabaya...

Foto Liputan KTB 20 Mei' 08 di BDI - Prigen



Perjalanan menuju Bukit Doa Immanuel












Duuuh macet...












Leganya dah nyampe...
Snack dulu aaah...











Monggo mas... mbak...
dinikmati pisang gorengnya











Dilanjut di perahu Petrus












Ini dia!!! Tempat KTB kita...












Ternyata ngga cuma kita yang mau ikutan KTB ^_^











Di lantai 2 di dalam Bahtera Nuh












Worship Him...


















From the bottom of my heart


















Praise Him...












Goyang teruuuzzz...


















Come and make my heart Your home












Come and be everything I am












And all I know


















Search me through and through


















'til my heart becomes a home for You...


















Nyantai dulu aaaahhh...












kebablasan nich nyantainya












Ferry lagi ngejelasin aturan main












Ditutup ya matanya
ngga boleh ngintip...










Tutup mata pake jurus bangau terbang












Let's glorify HIM...!



















5 murid Yesus yang lain ^_^
H A D I R, Pak...!











Aku menang doaku dijawab...
(bisa nitip doa ngga Fer....)











Mengulang masa kecil


















Awaaaaas!!! ada penampakan di jendela...