Minggu, 24 Agustus 2008

outbound...? SIAPA TAKUT!!!

Bulan Agustus kali ini bener-bener seru... setelah ikutan bazaar murah, youth juga ikutan outbound yang diadakan bareng profetik di gereja kami. Berangkat dari Surabaya tanggal 17 Agustus jam 12.00 siang, nyampe di Sativa-Pacet sekitar jam 1an. Acara terus berlanjut dengan games perkenalan dan kekompakan team. Games siang itu seru banget diantaranya kita sempet berbasah-basah ria di sungai, berendam bikin bendungan...

Malam harinya biar tambah seru kita jalan-jalan malam ke air terjun tanpa membawa penerangan apapun, soalnya pas bulan purnama... dan yang bikin deg-degan kita jalannya satu-satu lho... alias bener-bener alone!!! fiuuhh...

Setelah beristirahat semalam, acara dilanjutkan lagi dengan games yang ngga kalah seru dengan yang kemarin. Uji kekompakan team dan ketangkasan setiap regu. Acara ini membuat kami menyadari bahwa didalam pelayanan kita harus selalu kompak saling membantu antara yang satu dengan yang lain kita ngga mungkin bergerak sendiri. Keegoisan hanya menghasilkan kegagalan...


Markas besar kita...
tempat berteduh dan berlindung
dari nyamuk2 nakal =p









cepet... cepet...
haus banget nich...








wkwkwkw...
sehati nich yeee...
nuangnya pas sasaran








duuuh... ce...
meleset, kalo ini sich
buat cuci muka...














berpelukan... hehehe...








tahan... tahaaan...
jangan sampe jatuh
bolanya



Jumat, 22 Agustus 2008

TERHIMPIT TETAPI TIDAK TERJEPIT

Ada kisah yang menarik yang diceritakan oleh seorang hamba Tuhan dalam suatu ibadah doa malam yaitu tentang Tukang Emas. Diceritakan ada seorang pria yang sedang jalan-jalan dan akhirnya dia singgah di toko perhiasan. Ia melihat-lihat model terbaru yang ada di toko itu. Sampai suatu ketika dia menemukan apa yang dicarinya, kemudian dia menoleh kekanan dan kekiri tidak ada seorangpun di toko itu. Pria ini bingung dimanakah penjualnya? Akhir ia berkata, "Adakah orang disini?" Tidak ada yang menjawab, sekali lagi dia berkata, "Maaf, adakah yang dapat melayani saya?" Kemudian terdengarlah suara dari ujung ruangan itu, "Maaf, saya tidak dapat melayani anda saat ini." Pria itu semakin heran, aneh ada pembeli tetapi tidak mau melayani ada apa? "Pak, tidak dapat engkau keluar sebentar untuk melayani saya?", tanya pria itu. Sekali lagi suara diujung sana menyahut, "Tidak bisa, karena aku tidak dapat meninggalkan pekerjaanku. Mari, masuklah... akan kutunjukkan apa yang sedang aku lakukan." Kemudian pria itu masuk dan dilihatnya seorang pria duduk didepan tungku perapian dan ternyata ia seorang tukang emas dan dia sedang memurnikan emas diatas tungku perapian. "Aku harus menjaga api dari tungku ini supaya besar kecilnya pas. Kalau terlalu kecil maka emas ini akan mudah padat kembali dan kotoran yang ada didalamnya tidak dapat dipisahkan dan aku harus mengulangnya kembali dari awal. Jika api ini terlalu besar maka emas ini akan hangus dan tidak dapat digunakan lagi. Karena itu aku tidak dapat meninggalkannya. Nyala apinya harus pas" "Sampai berapa lama anda melakukan proses ini?" tanya pria itu. "Sampai aku dapat melihat wajahku dengan jelas di atas permukaan emas ini."

Kisah yang menarik, didalam kehidupan ini Tuhan seperti Tukang emas itu dan kita adalah emas yang sedang dimurnikan. Masalah demi masalah yang kita alami dalam hidup ini adalah proses pemurnian hidup kita, supaya karakter Kritus itu dapat tercermin dalam kehidupan kita. Kadang kita sempat berteriak kepada Tuhan, "Tuhan stop, aku ngga tahan lagi. Capek Tuhan. Sakit Tuhan. Ngga enak Tuhan" Tapi satu hal yang perlu kita ingat didalam I Korintus 10:13 dikatakan bahwa pencobaan-pencobaan yang kita alami tidak melampaui kekuatan kita dan Allah itu setia Ia tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui kekuatan kita, Ia akan memberikan jalan keluar sehingga kita dapat menanggungnya... seperti tukang emas yang sedang menjaga api di tungku perapian, diperhatikannya supaya nyala apinya pas tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Apapun yang sedang kita alami saat ini percayalah semuanya PAS untuk kita porsinya PAS tidak terlalu kecil yang dapat membuat kita santai dalam menghadapinya atau terlalu besar sehingga dapat menghanguskan kita. Tuhan tidak akan pernah membiarkan kita sendiri, Dia akan selalu menyertai dan memberikan jalan keluar sehingga akhirnya kita dapat melihat kemuliaanNya...

Saat ini siapapun yang sedang mengalami pergumulan didalam hidup ini tetaplah semangat dan terus melekat padaNya... sampai Ia selesai memurnikan hidup kita.

Mazmur 73:21-24
Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya, aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku didekatMu. Tetapi aku tetap di dekatMu; Engkau memegang tangan kananku. Dengan nasehatMu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.
Amin.

Selasa, 19 Agustus 2008

MERDEKA !!!

Bulan Agustus selalu identik dengan semangat kemerdekaan, karena di bulan ini bangsa Indonesia merayakan Hari Kemerdekaannya. Dimana-mana seluruh penduduk Indonesia menyemarakkan hari kemerdekaan dengan cara mereka yang unik dan kreatif, ada yang mengadakan berbagai macam lomba ketangkasan, menghias lingkungan tempat mereka tinggal dan tentu saja mengucap syukur kepada Tuhan untuk anugerahNya.

Tahun ini gereja kami mengadakan bazaar murah bagi orang-orang kurang mampu yang telah bergabung dalam bidang pelayanan Go-el di gereja kami. Sebagai generasi muda jelas kami tidak ingin ketinggalan, dengan menyisihkan uang saku, kami turut berpartisipasi memberikan bingkisan sederhana senilai Rp. 7.000,-/bingkisan dan dijual dengan harga Rp. 1.000,-/bingkisan. Murah kan... ayo serbu... serba seribu...

Bukan keuntungan yang ingin kami dapatkan tetapi menjadi berkat bagi mereka yang kurang beruntung itu yang menjadi prioritas utama kami.

BLESSED to BLESS...


Sabtu, 09 Agustus 2008

Keajaiban Nyanyian Seorang Kakak


Thursday, 30 August 2007

Ketika Karen mengetahui bahwa dia sedang mengandung, ia segera mempersiapkan anaknya, Michael agar dapat menerima adiknya. Mereka tahu bahwa yang akan lahir adalah bayi perempuan. Hari demi hari, malam demi malam, Michael bernyanyi untuk adiknya yang masih di kandungan. Ia sedang membangun hubungan kasih sayang dengan adiknya yang belum terlahir ke dunia.

Kehamilan berjalan dengan baik. Pada saatnya, tanda-tanda persalinanpun muncul. Karen berjuang untuk melahirkan anaknya, menit demi menitpun berlalu. Tapi komplikasi serius muncul dan Karen pun berjuang dengan sekuat tenaga.

Akhirnya, setelah perjuangan panjang, adik Michael pun lahir. Tapi kondisinya tidaklah menyenangkan. Seiring dengan suara sirene yang melengking di kegelapan malam, ambulans mengebut menuju ke bagian Perawatan Intensif bagi Bayi yang baru dilahirkan di Rumah Sakit St Mary, Knoxville,Tennessee.

Hari demi hari berlalu, dan keadaan si kecil tidak juga kunjung membaik.Dokter spesialis anak dengan halus memberitahukan kedua orang tuanya,"Hanya ada sedikit sekali harapan bahwa ia akan membaik." Karen dan suaminya telah menghubungi bagian pemakaman untuk mengatur upacara. Mereka sebenarnya telah menyiapkan satu ruang khusus bagi si buah hati tersayang, tapi yang kini mereka hadapi adalah rencana pemakamannya.
Michael, bagaimanapun, terus meminta kedua orang tuanya agar dia diperbolehkan untuk ikut menjenguk sang adik. "Saya ingin bernyanyi untuknya," ucapnya terus. Minggu Kedua di ruangperawatan intensif sudah seperti suasana di pemakaman. Michael menuntut terus untuk bernyanyi bagi adiknya, tetapi anak-anak tidak pernah diperbolehkan untuk masuk ke ruang perawatan intensif.

Karen akhirnya membulatkan tekad. Bagaimanapun juga caranya, ia akan membawa Michael menemui adiknya. Jika ia tidak menemui adiknya sekarang, mungkin ia tidak akan pernah bertemu lagi dengannya untuk selama-lamanya.
Maka Karen berusaha secara diam-diam membawa Michael ke dalam. Sayangnya, kepala perawat memergoki mereka dan berkata, "Bawa anak ini keluar segera! Anak-anak tidak boleh masuk ke sini."

Karen dengan berani berkata, "Ia tidak akan pergi sebelum bernyanyi untuk adiknya!". Karen menggandeng Michael menuju sisi adiknya. Ia menatap adiknya yang mungil yang telah kehilangan daya juang untuk hidup. Sesaat kemudian, ia mulai menyanyi. Dengan suara murni yang keluar dari hati tulus seorang anak berusia 3 tahun, Michael bernyanyi :
"Kamulah cahaya mentariku, satu-satunya cahaya mentariku, kamu membuatku bahagia ketika langit kelabu."
Tiba-tiba gadis kecil itu terlihat memberikan respon. Denyut nadinya mulai tenang dan teratur.
"Teruslah bernyanyi, Michael," dorong Karen dengan air mata tertahan.
"Kamu tidak pernah tahu sayangku, betapa aku mencintaimu, tolong jangan ambil cahaya mentariku."
Saat Michael bernyanyi untuk adiknya, nafas sang bayi yang berat dan tidak teratur mulai tenang.
"Teruslah bernyanyi sayangku!!"
"Malam itu, sayangku, ketika saya sedang berbaring, saya bermimpi menggandengmu di tanganku."
Adik kecil Michael tampak mulai tenang dan santai beristirahat.
"Teruslah bernyanyi, Michael." Air mata sekarang menetes di pipi kepala perawat. Karen sangat senang, harapannya pun mulai membesar.
"Kamulah cahaya mentariku, satu-satunya cahaya mentariku. Tolong jangan ambil cahaya mentariku.."
Keesokan harinya.. ya benar-benar di keesokan harinya, gadis mungil itu sudah membaik dan dapat pulang ke rumah!

Majalah Woman's Day menyebutnya "Keajaiban Nyanyian Seorang Kakak."
Staf medis hanya menyebutnya "Keajaiban."
Karen menyebutnya "Keajaiban dari kasih Tuhan."